Kamis, 12 Juni 2014

BERPIKIR AL-JABAR



Oleh : Bambang Hidayat
Apa yang sedang terjadi akhir-akhir ini, di negara tercinta Indonesia bukan tidak ada kaitannya dengan merosotnya dunia pendidikan kita. Mulai dari pemerkosaan terhadap siswi yang dilakukan oknum guru yang seharusnya menjadi pengayom dan teladan hingga pencurian uang negara (Korupsi) yang dilakukan pemimpin-pemimpin bangsa ini. Menurut hemat saya, hal-hal itu dapat terjadi dikarenakan sistem pendidikan kita belum mampu menanamkan cara berpikir bijak yang mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa ini. Dengan kata lain, pendidikan di Indonesia masih dominan dengan penekanan kognitif (intelektual). Sehingga benar apa yang pernah dikatakan Einstein, bahwa ilmu tanpa agama adalah pincang. Pendidikan di Indonesia hanya mampu melahirkan anak-anak bangsa yang prematur dan cacat mental. Tidak mampu membedakan yang haq dan yang bathil. Jika hal ini dibiarkan berlarut-larut, dapat dibayangkan betapa hancurnya bangsa ini. Mari kita mulai memikirkan sebuah alternatif yang dapat dijadikan sebagai landasan atau pondasi awal dalam mengarungi hidup dan kehidupan kita agar lebih bermakna serta terhindar dari perbuatan-perbuatan nista yang dapat merendahkan harkat & martabat kita. Alternatif berpikir bijak yang saya akan tawarkan adalah berpikir Al-jabar (mentranformasikan nilai-nilai matematika dalam hidup & kehidupan). Apa sebenarnya berpikir Al-jabar itu? Mengapa harus berpikir Al-jabar? Bagaimana berpikir Al-jabar itu? Berpikir adalah proses mengoptimalkan akal guna mencari sebuah solusi terhadap masalah yang di hadapi. Istilah Al-jabar berasal dari judul karya seorang ahli matematika besar muslim pada masa khalifah Al-Ma’mun dinasti Abbasiyah yang berjudul Al-kitab Al-Mukhtasar fi hisab Al-jabr wal- muqabala.  Siapakah ahli matematika muslim itu? Dia adalah Muhammad Ibnu Musa Al-Khwarizmi. Kata Al-jabar sendiri memiliki arti “ pertemuan, hubungan dan penyelesaian”. Sedangkan, Zalman Usiskin dalam karyanya “ Conceptions of School Algebra and Uses of Variables” memberikan 4 definisi tentang Aljabar, yaitu :
1.      Aljabar sebagai aritmatika yang digeneralisasi, yaitu konsep aljabar dianggap sebagai rumus atau pola yang digeneralisasi.
2.      Al-jabar sebagai suatu prosedur atau cara untuk menyelesaikan masalah-masalah tertentu, konsep ini berkaitan dengan penterjemahan bahasa-bahasa sehari-hari ke dalam kalimat matematika.
3.      Aljabar sebagai suatu ilmu tentang kuantitas, artinya simbol-simbol dalam aljabar merupakan pola atau rumus tentang kuantitas.
4.      Aljabar sebagai ilmu tentang struktur berkaitan dengan aljabar abstrak.
Dari beberapa definisi tentang aljabar di atas dapat disimpulkan bahwa aljabar adalah sebuah prosedur atau langkah-langkah yang kompleks dalam mencari sebuah solusi atau hubungan dan pertemuan antara fakta-fakta di alam raya. Sebagai cabang dari matematika al-jabar memiliki peranan penting dalam mengajari kita untuk kreatif dan terampil menemukan apa yang belum diketahui berdasarkan apa-apa yang telah diketahui. Selain itu, al-jabar juga mengajari kita untuk terbiasa cermat dan akurat dalam mencerna dan memecahkan persoalan. Inti berpikir aljabar adalah bagaimana kita menggunakan potensi akal dan spirit kerohanian kita secara maksimal dalam memecahkan persoalan. Jika dikombinasikan dengan pengetahuan empiris maka berpikir aljabar akan sangat memungkinkan terbangunnya karakter yang berdisiplin tinggi, efesien dan efektif. Berdisiplin tinggi dikarenakan setiap aksi yang kita lakukan akan menimbulkan reaksi yang setara. Efisien dan efektif, karenan segala sesuatunya diperhitungkan dengan matang-matang. Dan berpikir aljabar akan lebih terasa kedahsyatannya jika dikombinasikan dengan filosofi hidup bangsa sekaligus religiusitas beragama. Tentu akan melahirkan insan-insan kamil yang bertanggung jawab, teguh pendirian, konsisten, jujur dan adil.
Di akhir tulisan ini saya ingin mengutip penjelasan dari tokoh besar matematika Leonhard Euler (1707-1783) :
“Setiap hal yang dapat membesar dan menyusut disebut besaran (kuantitas). Maka banyak uang yang anda miliki adalah juga besaran (kuantitas), berat badan dan hal-hal lain di alam raya. Secara umum, matematika sendiri adalah ilmu mengenai ilmu tentang kuantitas atau ilmu yang menyelidiki tentang cara mengukur kuantitas. Namun, bagian yang paling fundamental dalam matematika adalah analisis atau aljabar.”
Sumber Pustaka:
            Pengantar ALJABAR karangan : Eko Prasetyo Dharmawan , Jakarta : Prestasi Pustakaraya.
            Mengenal Aljabar karangan Ratna Sari Utami, Yogyakarta : Citra Aji Parama.

Tidak ada komentar: