Rabu, 11 Juni 2014

INDONESIA BARU



Oleh : Bambang Hidayat

          Makna yang tersirat dari topik kita kali ini adalah suatu negara yang baru lahir kembali (bersih, damai, sejahtera, makmur, kuat, kaya, maju). Layaknya baju baru sudah pasti membuat pemakainya lebih percaya diri karena merasakan suasana yang jauh berbeda dengan yang lama... apakah anda setuju dengan saya mengenai hal ini? Opss... kalau anda tidak setuju. Itu hak anda, namun anda dan saya mungkin tidak akan berbeda pendapat bahwa yang baru itu jauh lebih baik.
          Topik kita kali ini sangat erat kaitannya dengan hari kemenangan kita sebagai umat muslim yaitu hari raya Idul Fitri, 1 Syawal 1434 H kemarin. Setelah 1 bulan lamanya jiwa dan raga kita digembleng oleh Allah SWT di bulan Ramadhan, bulan suci-bulan ampunan. Setiap muslim yang benar-benar khusyuk dalam menjalani gemblengan ini tentu akan merasakan sesuatu yang baru baik bagi jiwanya maupun raganya. Mengapa demikian? Karena, setiap muslim yang khusyuk akan berlomba-lomba memaknai bulan suci Ramadhan dengan ibadah-ibadah wajib maupun sunnah. Semakin tekun shalat lima waktunya ditambah lagi shalat tarwih dan witir serta tadarusan Al-qur’an. Hal ini terjadi karena di bulan suci Ramadhan semua bentuk amalan yang kita lakukan dengan niat mengharap ridha Ilahi, sungguh sangat besar ganjaran/pahala yang Allah berikan kepada kita bahkan Allah sendirilah yang akan membalasnya kelak di akhirat. Amin
          Tentu anda masih ingat dengan ungkapan : Jika kondisi anda saat ini lebih buruk dari yang kemarin, anda benar-benar orang yang celaka.  Apatah lagi jika kondisi anda saat ini sama dengan yang kemarin, anda benar-benar orang yang merugi. Apakah kita ingin menjadi orang-orang yang celaka dan merugi sebagaimana yang digambarkan oleh ungkapan di atas? Tentu setiap manusia yang memfungsikan akal dan hatinya dengan sebaik-baiknya tidak ingin hal itu menimpa dirinya. Kecuali anda tidak memiliki akal dan hati. Hehehe...Kita selalu ingin keadaan kita saat ini lebih baik dari yang kemarin, agar kita benar-benar beruntung. Amin
          Eits... kembali maning ke topik kita “INDONESIA BARU”.  Kalau kata tukul kembali ke laptop... top...top... kalau kata gue apa ya...? kembali nulis aja, loe buat sobat blogger kembali baca lagi tulisan ini. Hehehe... tarik napas dalam-dalam ya.
          Gambaran “INDONESIA BARU” yang saya maksudkan adalah sebagaimana halnya kembalinya jiwa dan raga kita kepada fitrahnya (suci,bersih) seperti sehelai kain putih polos tanpa noda. Pemaknaan memen lebaran Idul Fitri harus terpatri dalam di lubuk sanubari setiap muslim Indonesia mulai dari yang berprofesi sebagai presiden,DPR, gubernur, bupati,konglongmerat,kongklong melarat, guru, dosen, penjual somay, rakyat jelata. Intinya apapun makanannya minumnya teh botol sosro. Weleh-weleh kok tambah nglantur ya... bukan itu maksud saya. Tapi yang saya adalah apapun profesi kita mulai dari pemimpin sampai rakyat jelata sekalipun harus menanamkan di jiwa mereka bagaimana mempertahankan ke-fitrahan itu dalam membangun bangsa ini menjadi lebih baik. Pemimpin yang baik harus lebih mengerti nasib rakyatnya, hindari KKN (kolusi, korupsi dan nepotisme) jangan sampai karena perbuatan keji itu seluruh amalan kita yang telah lalu tidak diridhai Allah SWT. Na’udzubillah...  jadilah pemimpin yang mengayomi dan memperjuangkan nasib rakyat bersifat adil & amanah adalah contoh yang di berikan baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Contoh lah beliau, sebab hal ini telah termaktub di dalam Al-Qur’an :
  
 “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.”(AL-AHZAB:21)

          Untuk apa berkiblat pada barat-kafir, kalau dalam Islan sendiri sudah komplit. Saya pikir kita tak perlu lagi mencari contoh-contoh demokrasi paslu ala Barat. Mudah-mudahan pemimpin kita dibukakan hatinya oleh Allah SWT. Amin
          Lagu bagaimana dengan kita sebagai rakyat jelata. Kita harus membangun “INDONESIA BARU” dengan nilai-nilai Islam. Patuh kepada pemimpin itu hukumnya wajib, taat membayar pajak, mematuhi seluruh peraturan negara. Menjadikan negara ini gemah ripah lojinawe. Jangan suka bentrok antar sesama, main sikat-main sikut tak pandang bulu bukan ciri masyarakat Islam. Tapi gotong royong untuk mempererat silaturahmi dan persatuan bangsa dalam memwujudkan “INDONESIA BARU” jauh dari kepalsuan.
          Saudara-saudara, untuk mewujudkan “INDONESIA BARU” tidak lah semudah membalikan telapak tangan. Namun, hal itu membutuhkan waktu yang tidak singkat. Lalu apa yang dapat kita lakukan sekarang? Waduh... serius banget, sampai mulai kerutan tuh wajah. Masalah “INDONESIA BARU” memang masalah yang serius dan perlu mendapat penanganan yang cerdas. Ini tidak hanya tanggung jawab pemimpin kita namun masalah kita bersama. Solusi terakhir yang dapat saya tawaarkan adalah dengan cara mendalami Islam secara menyeluruh dan mengimplementasikannya dalam seluruh aspek kehidupan kita. Sudah jelas bahwa pedoman kita sebagai umat Islam : “Al-qur’an dan Sunnah”.
          Kita dambakan “ INDONESIA BARU” yang maju, bersih, adil, makmur, damai, sejahtera, displin, dan berkiblat pada Al-qur’an dan sunnah.  Sekian dulu ya...semangat bro...


Tidak ada komentar: